Beberapa hari yang lalu, ketika lagi scroll IG nemu konten ginian:
30/11/20
20/11/20
Marisa's thought During Pandemic Lyfe
Hai hai, long time no see dear my blog, udah lama banget ga nulis-nulis karena kesibukan, sibuk main , main hati~
Kangen banget mau nulis sebenernya, banyak yang mau di-share, mau cerita tapi yaa ada beberapa kondisi yang bikin gw ga sempet, bahkan buka blog dari hp aja ga kepikiran wkwkw..
Ketika baca wa story teman seperti ini gw langsung ngebatin, can relate! hahaha..
Januari gw masih merasakan nikmatnya liburan akhir tahun sambil mudik ke Bangka, resign dan Alhamdulillah masuk kantor baru, dan sibuk prepare buat liburan ke Jepang
Februari gw ke Jepang, lagi super bahagianya lah walaupun denger isu Corona tapi mikirnya selama masih di luar negeri dan ga masuk Indonesia, yaudahlah jauh Wuhan, China wkwk.. Tapi jadi terasa dekat karena gw lagi di Asia Timur dan keadaan di Jepang masih woles (tapi tetap pake masker) sih saat itu walaupun gosip yang beredar baru ada 4 kasus.
Menjalani hidup normal seperti biasa dan pas hari H gw ultah ketika lagi abis maksi mau ngopi di Fore basement kantor ada berita presiden confirm kasus pertama di Indonesia dan orangnya rumahnya di Depok, jeng jenggg,, Buyar hahaha.. Malamnya gw masi rada santai dinner bareng sama temen-temen tapi udah deh mulai besok tiap hari terasa mencekam dan was-was aja gitu dan ga lama ada kebijakan WFH
WFH, rebahan, quarantine, repeat, tapi ntah mengapa berasa lebih lelah aja gitu..
Tersadar sekarang udah di penghujung bulan November aja ya, dan bulan depan sudah Desember kemudian 2021, gw berasa hidup ke skip, berasa menjalani hidup di 3 bulan pertama di 2020 dan nyadar udah di 2 bulan penghujung 2020 aja ya bund..
2020 memang cukup banyak mengajarkan gw untuk menyadari bahwa ketakutan terbesar itu adalah melawan diri sendiri, karena banyak waktu di rumah jadinya hal-hal yang tadinya ga kepikiran jadi kepikiran, jadi overthinking, ujungnya jadi cemas sendiri memikirkan masa depan yang sepertinya blank aja gitu bingung mau ngapain, khawatir kontrak kerja ga diperpanjang, bagaimana menjalani hidup ke depan dan bagaimana mencari jodoh secara ga bisa keluar rumah gimana mau dating secara keluar rumah dan ketemu orang aja takut, ya awal-awal pandemi kita curiga satu sama lain.. Perlahan kekhawatiran ini memudar ketika salah satu rekan memberi petuah
"Jalani saja dan fokus apa yang bisa kamu jalankan, sisanya biar Allah"
Untuk sementara cukup tenang, Alhamdulillah..
Sebagai seorang ekstrovert yang "batere-nya" nge-charge dengan ketemu orang lain keadaan kaya gini cukup bikin gw gelisah karena ga bisa ketemu orang, sekalinya beberapa hari masuk kerja peralihan WFO di bulan Agustus bawannya cemas aja gitu takut juga ke kantor tapi dari psikis terasa lebih baik karena bisa ketemu manusia lainnya dan bisa ngobrol lagi, ga lama Jakarta lockdown lagi, WFH lagi, gelisah lagi di rumah, yhaa~
Alhamdulillah gw punya keluarga dan teman-teman yang baik dan tetap terhubung melalui online tapi itu semua ternyata belum cukup ya, human interactions memang dibutuhkan. Perlahan mulai berani ke mall dan makan dine in, ketika ngemall lagi (walaupun was-was) berasa "hidup lagi ya" berasa "kehidupan menjadi manusia lagi"
Mari mengisi waktu di penghujung 2020 dengan sebaik-baiknya, mari nikmati masa-masa seperti ini karena mungkin suatu saat nanti kita akan merindukan saat seperti ini, nikmati hari-hari bersama orang tersayang yang kehadirannya masih ada di sekitarmu, hargai setiap waktu bersama, karena kita ga pernah tau apa yang kita nikmati sekarang akan bertahan sampai kapan. Ini ceritanya lagi ngomong ke diri sendiri.
Depok, 20 November 2020, ketika ishoma WFH dan overthinking mulai melanda (lagi),
Risa.
22/09/20
Little Ubud ala Villa Aman D'sini, Sentul, Bogor
Disclaimer:
Artikel ini dibuat untuk sekedar review dan bercerita untuk keperluan pribadi saja, tidak untuk mengajak dan membenarkan netizen untuk nongkrong-nongkrong kala pandemi dan mengabaikan social dan physical distancing. Kunjungan ke tempat ini dilakukan ketika PSBB sudah di longgarkan oleh pemerintah setempat, Thank yo
Juni 2020,
Ketika kelamaan di rumah, sumpek banget rasanya mau liat yang ijo-ijo, pengen ke Bali lah, kangen naik pesawat lah, kangen ke mall lah, dan pada intinya kita semua kangen kemerdekaan hidup seperti sebelum Corona menyerang dunia ~
Jadi, setelah melewati perumahan mewah (yang bikin ngayal dan berfikir ini pemiliknya bisnis apaan ya atau gajinya berapa biar bisa beli rumah disini, oke abaikan) nanti ada belokan ke kanan, ikutin jalan aja akan melewati pemukiman perkampungan penduduk dan jalannya agak nanjak dan sempit, kalo ada mobil dari arah berlawanan bingung deh~
Taman menuju pool
Tujuan kita kesini bukan mau nginep tapi cuma mau nongki syahdu dan ngemil-ngemil aja. Walaupun ga menginap kita masih bisa menikmati kesejukan villa disini karena restorannya terbuka untuk umum dengan berbayar HTM Rp 50.000 dan dapat ditukarkan minuman kopi, teh manis atau lemon tea, kalau pesan makanan nanti bisa dikurangi sesuai nominal HTM
Untuk suasana kala Corona seperti ini agak cukup kaget ya parkiran 50% terisi. Setelah melewati loket HTM akan melewati bagian dalam rumah kemudian ada pintu keluar lagi, trus lewat jalan setapak di sebelahnya ada taman dengan hamparan rumput hujau dan taraaaaaaa ada pemandangan pool dengan background alam yang ijo-ijo, seger banget. Ini di Ubud atau Bogor?
Di depan kolam renang ada area makan dengan view hutan, Gunung Pancar dan Curug Bidadari dari kejauhan. Untuk ukuran orang yang baru keluar rumah lagi, gue bahagia banget liat view seperti ini bener-bener menikmati setiap inchi yang terlihat. Keren!
Baru nyampe masih segini pengunjungnya
Selain di dekat pool area makan juga ada di bagian kiri kolam renang dengan suasana bambu gitu (tapi ga sempet foto euy) dan disebelah kanan pool ada bangunan rumah yang merupakan bangunan villa yang bisa disewa, dengan bagian bawahnya kitchen restoran.
Mendadak ramean, pulang ahh..
Dikarenakan Corona masih agak takut untuk makan dine in, baiknya tetap bawa alat makan sendiri yah. Dan tetap utamakan protokol kesehatan, sebelum masuk kawasan Villa diukur dahulu suhu tubuh dengan termometer tembak dan semua petugas disini pakai masker dan beberapa ada yang pakai face shiled. Untuk pengunjung mostly pakai masker namun hanya di buka kalau mau foto-foto.
Menu makanan disini mostly makanan Indonesia terutama makanan Sunda dan western seperti pasta dan spageti, untuk minumannya so so lah standar. Cemilan khas Indonesia dan cafe gitu.
Asli karena Corona emg fokusnya pengen liat yg seger-seger jadi ga banyak foto karena emang fokusnya nyari udara segar, maaf yaa kali ini kurang informatif..
Karena kemaren sampai disini hari sabtu siang suasana sebenernya masih relatif sepi ya di area makan dekat pool namun sejam berselang mendadak ramai dan kita agak parno juga jadi ya memutuskan untuk segera pulang, jangan lupa selalu utamakan juga social dan physical distancing.
Mungkin boleh di coba balik kesini ketika weekday sore-sore, sepertinya akan sepi dan lebih syahdu deh :D
Oh yaa, sebelum kesini ada baiknya WA dulu aja pihak pengelola dikarenakan tempat ini sering di booking untuk berbagai acara seperti lamaran, party maupun acara pernikahan bisa kontak di nomor ini +62 815-8007-776
Selamat liburan tipis-tipis dengan bijak guys!
01/09/20
Short Gateway to Kopi Daong, Bogor
11/06/20
WISATA RAMAH MUSLIM DI HAT YAI, SONGKLA, THAILAND
27/05/20
JALAN-JALAN, BELANJA DAN FREE HUG DI SHIBUYA (SHIBUYA CROSSING, HACHIKO STATUE)
Shibuya 109
Di sekitaran Shibuya 109 banyak pertokoan yang menjual aneka produk fashion lokal maupun brand-brand internasional maupun kulineran, di sekitar sini juga kalau kalian pecinta Disney bisa ke Disney Store ya!
Kapan lagi yekan malam minggu, dingin lagi winter di peluk sama mas-mas cakep, just kidding :D
Baca juga: Jalan-jalan di Shinjuku
18/05/20
REVIEW SUKA-SUKI MARISA: PESAN MORAL DARI DRAMA KOREA A WORLD OF MARRIED COUPLE (SPOILER ALERT)
Akhir-akhir ini lagi happening banget drama korea (drakor) A World of Married Couple, atau banyak yang nyebut drama pelakor :D
Btw, pantes yaa katanya drakor salah satu industri yang emang katanya di bentuk di Korea, sebagai orang awam, gara-gara drakor jadi pengen ke Korea kan, gw aja sampe browsing tentang budaya di Korea, letak lokasi syutingnya dimana, tata cara makan bahkan adat istiadat disana. Pantesan teman-teman yang suka drakor dan k-pop pada begitu, hemm.. Qadarullah, sebelumnya gw emang kebetulan udah rencana mau ke Korea menjelang akhir tahun ini yaa, dengan cita-cita luhur mau ke Nami Island foto di antara pohon yang daunnya warna oren doang trus yauda begitu doang tanpa tau mau kemana lagi (pengen ke Jeju sih tapi jauh banget ternyata dari bandara), secara gue gatau ada apa lagi di Korea yang happening haha.. Semoga Corona cepat kelar yaa dan tiket pesawatnya ga angus, bisa di re-schedule, Aamiin..
13/05/20
PENITIPAN KOPER DI STASIUN SHINJUKU
Setelah bawa gembolan dan ribet sepanjang jalan dari hotel menuju stasiun Shinjuku akhirnya sampai juga dan kita nyari petugas yang bisa ditanyain pakai bahasa Inggris (secara kemampuan bahasa Jepang gw cuma Arigato, Moshi-moshi dan Konichiwa aja, hiks..) tapi karena ga nemu petugas akhirnya kami mencar cari lokasi loker.